Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah
penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A.
Virus flu ini menyebabkan kesakitan yang berat pada babi tetapi angka
kematiannya rendah. Virus ini (type A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari
babi pada tahun 1930.
Babi sebagai sumber flu babi memiliki
keunikan. Hewan ini tidak hanya dapat terinfeksi oleh virus flu babi, tapi juga
virus flu yang berasal dari unggas dan virus flu manusia. Saat virus flu dari
spesies yang berbeda menginfeksi babi, virus-virus tersebut dapat saling
berkombinasi (tukar menukar elemen genetik) sehingga muncul virus baru. Saat
ini dikenal empat macam virus flu babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Tetapi
yang belakangan banyak ditemukan adalah jenis H1N1.
Flu babi
adalah virus yang tergolong ganas. Ia mampu menggandakan diri dengan cepat dan
menginfeksi bagian dalam sel paru-paru yang akan mengakibatkan pneumonia dan
berujung pada kematian. Gejala yang terjadi adalah demam dengan suhu tubuh
hingga 38 derajat Celcius, sakit kepala, batuk, pilek, nyeri sendi, dan radang
tenggorokan, yang kadang disertai pula dengan diare dan muntah-muntah.
Virus H1N1 sejatinya hanya mengenai babi,
tetapi karena adanya mutasi maka virus ini berubah sifat sehingga mampu
menginfeksi manusia. Parahnya lagi, tidak seperti virus flu burung (H5N1) yang
tidak ditularkan dari manusia ke manusia, virus flu babi H1N1 dapat menyebar
dari satu orang ke yang lainnya.
1.
Frekuensi flu
babi di Indonesia
Pada awalnya
flu babi pertamakali ditemukan di
Meksiko pada akhir April 2009, kemudian mewabah ke Amerika Serikat, hingga
menyebar ke 114 negara di 5 benua, tidak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia
sendiri, pada tahun 2009 flu babi telah merambat ke 22 provinsi dengan jumlah
korban positif, hingga 11 Agustus 2009, mencapai 812 orang dan 3 diantaranya
meninggal dunia. Sementara di propinsi Lampung, seperti yang telah diberitakan
Lampost pada 4 Agustus, penyebaran virus flu babi ini telah semakin meluas,
sedikitnya ditemukan 16 kasus di tiga kabupaten/kota, yaitu Metro, Lampung
Tengah, dan Lampung Timur.
Laporan jumlah
kasus terakhir pada bulan Oktober 2009 tercatat ada 440.000 kasus di dunia.
Pada awal 2010, virus tersebut menggejala di 214 negara. World Health
Organization (WHO) menyatakan, postpandemi sudah terlewati. Hingga 6 Agustus
2010, ada 18.449 orang di dunia meninggal karena penyakit ini.
2.
Distribusi Flu
Babi
a.
Orang
Anak-anak dan orang gemuk sangat rentan
terserang flu babi (H1N1). Menurut data Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) Amerika Serikat, setidaknya 40 anak telah meninggal akibat
virus A-H1N1. Dua pertiga dari korban tewas itu diketahui telah memiliki
masalah kesehatan sehingga lebih rentan terkena flu babi.
Secara umum, setengah atau lebih anak-anak
yang meninggal karena terkena influenza biasanya berusia 4 tahun atau
dibawahnya. Tetapi 80 % korban tewas akibat flu babi berusia 5-17 tahun.
Menurut Dr. Beth Bell ahli ilmu epidemiologi dari CDC mengatakan, hal itu
karena anak usia sekolah punya banyak kegiatan di luar rumah sehingga mudah
terpapar virus.
Selain anak-anak, ibu hamil dan melahirkan
juga memiliki risiko rentan terkena flu babi. Penelitian menunjukkan ibu hamil yang terinfeksi virus
lebih cenderung dirawat di rumah sakit dan menghadapi risiko kematian lebih
besar daripada pasien umum lainnya. Laporan yang baru dirilis Rabu oleh New England Journal of Medicine, adalah yang pertama
untuk melihat risiko untuk wanita yang baru melahirkan dan menyoroti
terus-menerus risiko tinggi setelah kehamilan. Para peneliti
memperkirakan bahwa flu babi membunuh lebih dari empat wanita hamil per 100.000
kelahiran hidup di California. Pandemi telah terbukti
sangat mematikan bagi wanita hamil. Padahal kematian dari melahirkan
cukup langka di Amerika Serikat. Salah satu penyebab paling umum adalah
pendarahan berlebihan
b.
Tempat
Penyebaran flu babi tidak hanya terjadi
diwilayah negara eropa saja, akan tetapi juga telah merambat ke Amerika Serikat, hingga menyebar ke 114 negara di 5
benua, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini disebabkan karena flu babi
penularannya sangat cepat, dapat ditularkan melalui kontak langsung melalui
batuk ataupun bersin.
c.
Waktu
Virus Flu babi
dapat menyebar dengan cepat sekali. influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari
manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan
dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka
kematiannya rendah yakni 0,4 persen.
Selama ini infeksi yang
terjadi pada manusia terutama disebabkan karena ada hubungan langsung dengan
babi. Wabah yang terjadi di Meksiko menunjukkan, bahwa sekarang harus
diperhitungkan penularan dari manusia ke manusia lainnya. Yakni seperti
lumrahnya penularan flu, bila penderitanya batuk-batuk atau bersin.
3.
Faktor Determinan
1.
Faktor host
Faktor host pada penyakit
flu babi adalah manusia contohnya peternak babi serta orang-orang yang tinggal
disekitar peternakan dan sering kontak langsung dengan babi. Penularan virus
flu babi bisa melalui manusia dengan manusia atau melalui hewan ke manusia.
2.
Faktor Agent
Faktor utama penyebab
penyakit flu babi (agent) adalah virus Orthomyxoviridae atau virus influenza
tipe A (H1N1). Penyakit ini termasuk penyakit zoonosis karena selain dapat
menginfeksi babi penyakit ini juga dapat menginfeksi manusia. Virus ini erat
kaitannya dengan penyebab swine influenza, equine influenza dan avian influenza
(fowl plaque).
3.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terbagi
tiga yaitu, lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial.
a.
Lingkungan fisik
Flu babi biasanya dapat
hidup pada musim dingin dan musim gugur. Virus ini aan cepat mati pada musim
panas dan sulit untuk menyebar karena sesuai dengan sifat virus yang tidak
tahan panas. maka pada musim dingin penyebarannya jauh lebih cepat dibandingkan
padamusim panas.
b.
Lingkungan biologi
Faktor utama penyebab penyakit
flu babi adalah virus Orthomixoviridae atau
virus influenza tipe A (H1N1). Untuk flu babi host nya adalah manusia dan babi.
c.
Lingkungan sosial
Pada lingkungan sosial yang
sangat mempengaruhi adalah pola perilaku masyarakat. Misalnya perilaku peternak
yang rentan terkena infeksi seperti tetap bekerja saat kondisi tubuhnya kurang
sehat, tidak mencuci tangan dengan bersih setelah malakukan pekerjaan, tidak
menutupi mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, karena virus dapat menular melalui kontak
langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang
pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat,
namun dengan upaya yang cepat melalui isolasi penderita dan pemakaian obat
antiviral, penularan penyakit ini bisa dicegah. Dan Hingga
saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa flu babi menular melalui
makanan.
Daftar Pustaka
Close, W.H dan Mounth, L.E. Jurnal
Animal Nutrition ed. 40. P. 413-421. University of New England, Armidale
Heinen, 1978.
Influenza.,WHO Fact sheet No. 211
revised March 2003.
Sumber Lain
www.tempo.com
0 komentar:
Posting Komentar