Minggu, 16 Maret 2014

Flu Babi dengan Analisis dari Sisi Pandang Epidemiologi

Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Virus flu ini menyebabkan kesakitan yang berat pada babi tetapi angka kematiannya rendah. Virus ini (type A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari babi pada tahun 1930.
Babi sebagai sumber flu babi memiliki keunikan. Hewan ini tidak hanya dapat terinfeksi oleh virus flu babi, tapi juga virus flu yang berasal dari unggas dan virus flu manusia. Saat virus flu dari spesies yang berbeda menginfeksi babi, virus-virus tersebut dapat saling berkombinasi (tukar menukar elemen genetik) sehingga muncul virus baru. Saat ini dikenal empat macam virus flu babi yaitu H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Tetapi yang belakangan banyak ditemukan adalah jenis H1N1.
Flu babi adalah virus yang tergolong ganas. Ia mampu menggandakan diri dengan cepat dan menginfeksi bagian dalam sel paru-paru yang akan mengakibatkan pneumonia dan berujung pada kematian. Gejala yang terjadi adalah demam dengan suhu tubuh hingga 38 derajat Celcius, sakit kepala, batuk, pilek, nyeri sendi, dan radang tenggorokan, yang kadang disertai pula dengan diare dan muntah-muntah.
Virus H1N1 sejatinya hanya mengenai babi, tetapi karena adanya mutasi maka virus ini berubah sifat sehingga mampu menginfeksi manusia. Parahnya lagi, tidak seperti virus flu burung (H5N1) yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia, virus flu babi H1N1 dapat menyebar dari satu orang ke yang lainnya.
1.      Frekuensi flu babi di Indonesia
Pada awalnya flu babi  pertamakali ditemukan di Meksiko pada akhir April 2009, kemudian mewabah ke Amerika Serikat, hingga menyebar ke 114 negara di 5 benua, tidak terkecuali Indonesia. 
Di Indonesia sendiri, pada tahun 2009 flu babi telah merambat ke 22 provinsi dengan jumlah korban positif, hingga 11 Agustus 2009, mencapai 812 orang dan 3 diantaranya meninggal dunia. Sementara di propinsi Lampung, seperti yang telah diberitakan Lampost pada 4 Agustus, penyebaran virus flu babi ini telah semakin meluas, sedikitnya ditemukan 16 kasus di tiga kabupaten/kota, yaitu Metro, Lampung Tengah, dan Lampung Timur.
Laporan jumlah kasus terakhir pada bulan Oktober 2009 tercatat ada 440.000 kasus di dunia. Pada awal 2010, virus tersebut menggejala di 214 negara. World Health Organization (WHO) menyatakan, postpandemi sudah terlewati. Hingga 6 Agustus 2010, ada 18.449 orang di dunia meninggal karena penyakit ini.

2.      Distribusi Flu Babi
a.       Orang
Anak-anak dan orang gemuk sangat rentan terserang flu babi (H1N1). Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, setidaknya 40 anak telah meninggal akibat virus A-H1N1. Dua pertiga dari korban tewas itu diketahui telah memiliki masalah kesehatan sehingga lebih rentan terkena flu babi.
Secara umum, setengah atau lebih anak-anak yang meninggal karena terkena influenza biasanya berusia 4 tahun atau dibawahnya. Tetapi 80 % korban tewas akibat flu babi berusia 5-17 tahun. Menurut Dr. Beth Bell ahli ilmu epidemiologi dari CDC mengatakan, hal itu karena anak usia sekolah punya banyak kegiatan di luar rumah sehingga mudah terpapar virus.
Selain anak-anak, ibu hamil dan melahirkan juga memiliki risiko rentan terkena flu babi. Penelitian menunjukkan ibu hamil yang terinfeksi virus lebih cenderung dirawat di rumah sakit dan menghadapi risiko kematian lebih besar daripada pasien umum lainnya. Laporan yang baru dirilis Rabu oleh New England Journal of Medicine, adalah yang pertama untuk melihat risiko untuk wanita yang baru melahirkan dan menyoroti terus-menerus risiko tinggi setelah kehamilan. Para peneliti memperkirakan bahwa flu babi membunuh lebih dari empat wanita hamil per 100.000 kelahiran hidup di California. Pandemi telah terbukti sangat mematikan bagi wanita hamil. Padahal kematian dari melahirkan cukup langka di Amerika Serikat. Salah satu penyebab paling umum adalah pendarahan berlebihan
b.      Tempat
Penyebaran flu babi tidak hanya terjadi diwilayah negara eropa saja, akan tetapi juga telah merambat ke Amerika Serikat, hingga menyebar ke 114 negara di 5 benua, tidak terkecuali Indonesia.   Hal ini disebabkan karena flu babi penularannya sangat cepat, dapat ditularkan melalui kontak langsung melalui batuk ataupun bersin.
c.       Waktu
Virus Flu babi dapat menyebar dengan cepat sekali.  influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya rendah yakni 0,4 persen.
Selama ini infeksi yang terjadi pada manusia terutama disebabkan karena ada hubungan langsung dengan babi. Wabah yang terjadi di Meksiko menunjukkan, bahwa sekarang harus diperhitungkan penularan dari manusia ke manusia lainnya. Yakni seperti lumrahnya penularan flu, bila penderitanya batuk-batuk atau bersin.
3.      Faktor Determinan
1.      Faktor host
Faktor host pada penyakit flu babi adalah manusia contohnya peternak babi serta orang-orang yang tinggal disekitar peternakan dan sering kontak langsung dengan babi. Penularan virus flu babi bisa melalui manusia dengan manusia atau melalui hewan ke manusia.
2.      Faktor Agent
Faktor utama penyebab penyakit flu babi (agent) adalah virus Orthomyxoviridae atau virus influenza tipe A (H1N1). Penyakit ini termasuk penyakit zoonosis karena selain dapat menginfeksi babi penyakit ini juga dapat menginfeksi manusia. Virus ini erat kaitannya dengan penyebab swine influenza, equine influenza dan avian influenza (fowl plaque).
3.      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terbagi tiga yaitu, lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial.
a.       Lingkungan fisik
Flu babi biasanya dapat hidup pada musim dingin dan musim gugur. Virus ini aan cepat mati pada musim panas dan sulit untuk menyebar karena sesuai dengan sifat virus yang tidak tahan panas. maka pada musim dingin penyebarannya jauh lebih cepat dibandingkan padamusim panas.
b.      Lingkungan biologi
Faktor utama penyebab penyakit flu babi adalah virus Orthomixoviridae atau virus influenza tipe A (H1N1). Untuk flu babi host nya adalah manusia dan babi.
c.       Lingkungan sosial
Pada lingkungan sosial yang sangat mempengaruhi adalah pola perilaku masyarakat. Misalnya perilaku peternak yang rentan terkena infeksi seperti tetap bekerja saat kondisi tubuhnya kurang sehat, tidak mencuci tangan dengan bersih setelah malakukan pekerjaan, tidak menutupi mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, karena virus dapat menular melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat, namun dengan upaya yang cepat melalui isolasi penderita dan pemakaian obat antiviral, penularan penyakit ini bisa dicegah. Dan Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa flu babi menular melalui makanan.

Daftar Pustaka
Close, W.H dan Mounth, L.E. Jurnal Animal Nutrition ed. 40. P. 413-421. University of New England, Armidale Heinen, 1978.
Influenza.,WHO Fact sheet No. 211 revised March 2003.

Sumber Lain
www.tempo.com

0 komentar:

Posting Komentar